Teater Masdah BSA UAD Suguhkan Kisah Perjuangan Seorang Pemuda Palestina “Ghazi”

Teater Masrohiyatul Jaudah atau biasa disebut Masdah, mempersembahkan sebuah penampilan bertajuk “Ghazi” pada Jumat, 5 Januari 2024 di Ruang Amphitarium Gedung Utama Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Penampilan teater ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Arabic World Festival (Awfest) ke-6 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Bahasa dan Sastra Arab (BSA) UAD.

Penampilan teater dikomandoi oleh Chyntia Annas Khalifah selaku penanggung jawab, Azri Afidati selaku produser, Refki Bagus Hendriawan selaku sutradara, Muhammad Shollahuddin selaku penerjemah naskah, Yusri Aulia selaku sekretaris, dan Putrianna Nur Azizah selaku bendahara. Pementasan ini diperankan oleh 19 aktor dibantu dengan 26 kru, 1 narator, 1 pembawa acara, dan 2 penyanyi yang semuanya merupakan mahasiswa BSA UAD. Penampilan teater disaksikan oleh 300 penonton yang hadir di Ruang Amphitarium.

Refki Bagus Hendriawan merasa sangat berkesan dan senang karena bisa sukses menyuguhkan cerita Ghazi dalam penampilan teater. “Tim Masdah sudah berusaha dengan maksimal  dalam menyukseskan acara ini. Bukan hanya saya saja, tetapi ini merupakan sebuah tim. Saya dan tim merasa sangat senang dan bahagia sudah sukses menyuguhkan kisah Ghazi dalam penampilan teater,” imbuhnya.

Penampilan teater dimulai dengan kisah seorang pemuda Palestina yang merupakan seorang penghafal Al-Qur’an dan memiliki mimpi besar yaitu membebaskan tanah Palestina. Ghazi, adalah sebuah drama yang menceritakan tentang keluarga, persahabatan, cinta, dan penghianatan dengan berlatar belakang peristiwa besar perebutan tanah Palestina.

Muhammad Ghazi merupakan seorang pemuda penghafal Al-Qur’an dari Palestina. Mimpinya membebaskan tanah Palestina adalah jalan hidup yang diambilnya, sampai suatu hari peristiwa besar mengguncang kehidupan Ghazi, Zionis Israel kembali melakukan penyerangan di tanah Palestina. Akibat penyerangan tersebut guru kesayangan Ghazi syahid dan sebelum kematiannya Ustaz Zain meninggalkan sebuah wasiat untuk Ghazi. Ghazi telah melaksanakan wasiat dari Ustaz Zain dan mengkhatamkan hafalannya. Ia pun bergabung dengan pasukan pembebas tanah Palestina dan menjadi prajurit terbaik, tetapi ada rahasia besar yang tidak diketahui olehnya, rahasia yang akan mengguncang kehidupannya sekali lagi. Akankah Ghazi bertahan atau tidak?

Hari peperangan pun tiba, Ghazi dan pasukannya maju ke medan perang. Di saat peperangan berlangsung, akhirnya ia dipertemukan  dengan sosok yang dikenal yaitu Ustaz Usman, guru sebelum Ustaz Zein. Ghazi begitu terguncang akan hadir gurunya di barisan musuh. Perkelahian melawan Zionis terus berkecamuk, hingga akhirnya menyisakan Ghazi dan Ustaz Usman. Perkelahian Ustaz Usman dan Ghazi dimenangkan oleh Ghazi. Tiba-tiba  dari kejauhan Humaira datang melihat ayahnya yang sekarat dan akhirnya tidak dapat diselamatkan. Humaira meminta pertolongan kepada Ghazi untuk membalaskan dendamnya, tetapi tentara Israel menembak Humaira dari belakang dan lengan Ghazi. Zionis Israel tertawa bahagia akan terbunuhnya Humaira. Dengan sigap Ghazi pun menyerang balik tentara Israel hingga ia pun berjaya melumpuhkan mereka semua.

Shella Shalwa, salah satu penonton, mengatakan kesan pertamanya setelah melihat pertunjukkan teater Masdah BSA UAD. “Bagus dan ada plot twist-nya. Isu atau kisah yang diangkat juga sesuai dan berhubungan dengan saudara di Palestina yang sedang melawan genosida. Jadi, sebagai seorang penonton, aku bisa membayangkan betapa besar perjuangan saudara-saudara kita di sana. Pembawaan karakter tokoh pada tiap-tiap lakon itu sudah sangat totalitas sehingga bisa memainkan emosi penonton,” ungkapnya.

“Pokoknya bagus banget, kalau boleh dikasih rating, aku mau kasih 9/10. Ditunggu ya Masdah bagian tiganya!” imbuh Shella.