Libanon merupakan wilayah Arab bagian Timur Arab y ang paling unik baik dari sistem pemerintahannya maupun dari komposisi dan kompleksitas etnisitas dan budaya yang dimiliki. Deskripsi tentang Libanon yang cukup unik tersebut menjadi salah satu alasan Prodi Bahasa dan Sastra Arab UAD untuk mengadakan Kuliah Umum dengan menghadirkan nara sumber utama, yaitu Dubes RI LBPP untuk Beirut, Libanon, yaitu Drs. H. Hajriyanto Y Tohari, M.A.
Kuliah umum tersebut dilaksanakan pada tanggal 28 September 2020 pukul 13.00 WIB atau bertepatan dengan pkl 9.00 waktu Beirut Libanon. Acara tersebut diikuti oleh 300an peserta yang terdiri dari mahasiswa baru BSA UAD sejumlah 140 dan sisanya adalah peserta umum seperti dari Kompas, Universitas Islam Al-Azhar, IAIN Ponorogo, dan lain-lain.
Acara kuliah umum dibuka oleh Dekan Fakultas Agama Islam, Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag dan dimoderatori oleh Dr. Yoyo, S.S., M.A, yang juga merupakan Kaprodi BSA. Dalam orasinya, Dubes Hajriyanto menyampaikan bahwa saat ini telah terjadi perubahan yang signifikan di Libanon yang disebab kan perubahan geo-budaya yang sangat cepat juga pengaruh asing yang sangat kuat. Menurutnya, meskipun bahasa Arab dapat dikatakan sebagai “bahasa pemersatu,” “lughotu al-Dhad yama’una” (bahasa Dhad [Arab] menyatukan kami” namun di kalangan remaja telah terjadi degradasi penguasaan bahasa Arab yang luar biasa. Anak-anak muda Libanon lebih menyukai mempelajari bahasa Asing seperti Inggris atau Perancis dan sudah mulai nampak tidak mampu menguasai bahasa Arab Fusha.
Demikian paparan Dubes RI untuk Libanon terkait persoalan yang terjadi di sana termasuk persoalan-persoalan lainnya seperti perubahan iklim politik pasca ledakan, dll.
(Yy)